SHOLAT DI ATAS KENDARAAN PADA MASA SEKARANG, APAKAH BOLEH ?

Nama : Ganis Andinda SP

Kelas   : HES D/7

NIM     :1708202110


Seperti yang kita tau sholat adalah rukun islam yang kedua, sholat fardhlu hukumnya wajib bagi umat beragama islam yaitu sholat subuh, dhuhur, ashar, dan magrib, namun ada juga yang disunnahkan seperti sholat sunnah, sholat tahajud, sholat witir, dan lain-lain. Umat beragama muslim akan mendapat dosa bila tidak menjalankan sholat fardhlu, namun bagaimana jika saat telah datangnya waktu sholat fardhlu kita sedang berada diatas kendaraan ? bolehkah kita meninggalkan sholat atau sholat diatas kendaraan yang sedang kita tumpangi ?

Rasulullah Nabi Muhammad SAW pernah menjalankan sholat diatas punggung unta dalam perjalannya. Namun hanya sholat sunnah yang Ia kerjaakaan, jika datang waktu sholat fardhlu beliau tetap turun dari unta dan memilih untuk shalat diatas tanah.


عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يُصَلِّيَ الْمَكْتُوبَةَ نَزَل فَاسْتَقْبَل الْقِبْلَةَ

 

“Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu bahwa Nabi SAW shalat di atas kendaraannya menuju ke arah Timur. Namun ketika beliau mau shalat wajib, beliau turun dan shalat menghadap kiblat. (HR. Bukhari)”

 

Pada masa Nabi SAW kendaraan adalah sifatnya pribadi atau berupa unta dan kuda, namun pada masa sekarang ini transportasi tidak hanya bersifat pribadi tapi juga ada yang bersifat public/umum.

 

Menurut para ulama, shalat sunnah apapun diatas kendaraan bagi seorang musafir diperbolehkan. Hampir semua ulama mengatakan boleh melakukan sholat diatas kendaran jika perjalanan tersebut adalah perjalanan yang panjang atau diatas 80 km, tetapi menurut madzab hanafi, syafi’I, dan khambali diperbolehkan juga sholat sunnah diatas kendaraan walaupun dalam perjalanan pendek atau kurang dari 80 km, bahkan menurut sebagian madzab sholat sunnah diatas kendaraan boleh dilakukan diatas kendaaran walaupun tidak dalam kedaan musafir atau berpergian dalam kota saja. Dan sholat sunnah di atas kendaraan tersebut diperbolehkan untuk semua jenis perjalanan baik perjalanan wajib seperi haji, atau perjalanan sunnah seperti menuntut ilmu, atau bahkan perjalanan mubah seperti jalan-jalan, dan lain-lain kecuali perjalanan yang haram atau menuju maksiat seperti perjalanan mencuri, perjalanan ingin berbuat jahat, dan lain-lain.

Lalu bagaimana jika sholat fardhlu ? nabi SAW sholat diatas kendaraan hanya untuk sholat sunnah dan beliau turun jika ingin menjalankan sholat fardhlu karena harus menghadap kiblat. Jadi tentu saja pada dasarnya tidak diperbolehkan sholat fardhlu diatas kendaraan kecuali ada alasan yang memperbolehkan. Alasan yang memperbolehkan tersebut adalah :

1.      Takut kepada dirinya, hartanya, serangan musuh maupun serangan binatang buas

2.      Takut tersesaat atau tertinggal dari rombongan

3.      Takut terkena sakit akibat hujan atau lumpur

Untuk hal-hal tersebut diperbolehkan seseorang menjalankan sholat fardhlu ditas kendaraan dengan cara memberi isyarat tanpa harus ruku’ dan sujud.

Kendaraan motor atau pribadi tidak diperbolehkan untuk sholat fardhlu dalam perjalanan karena kendaraan motor bisa untuk berangkat sendiri meskipun dalam keadaan touring atau berkelompok. Sebaiknya meminta kepada kelompok tersebut untuk berhenti saat datangnya waktu sholat fardhlu, kecuali dalam keadaan atau waktu yang mendesak yang tidak memungkinkan untuk sholat fardhlu walaupun pada kendaraan pribadi seperti mobil, itu bias memperbolehkan solat diatas kendaraan pribadinya sekalipun pada keadaan menyupir.

Lalu bagaimana dengan kiblat ? untuk sholat sunnah dapat dilakukan dalam keadaan menghadap kemanapun atau tidak harus menghadap kiblat jika berada di atas kendaran, tetapi disarankan saat melakukan iftitah sholat menghadap kiblat untuk dirinya sendiri. Jika sholat fardhlu diusahakan saat takbiratul iqrom dan salam mengahadap kiblat atau jika memungkin untuk melakukan sholat fardhlu tersebut menghadap kiblat.

Comments